MUSTIAWAN Blog
Rabu, 06 Desember 2023
SEKOLAH BUDAYA LOMBOK
Sekolah Budaya Lombok didirikan pada tanggal 10 Desember 2022.
Sabtu, 17 September 2022
Minggu, 21 Februari 2021
SUSKU SASAK LOMBOK
Rabu, 10 Februari 2021
Senin, 28 September 2020
Tradisi Ritual Adat Ngaji Makem Budaya Bilok Petung
Maji makem merupakan tradisi ritual adat yang dilakukan secara turun temurun sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat berupa hasil panen baik yang berupa hasil pertanian, perkebunan, dan perternakan selama satu tahun.
Tradisi ini diwariskan dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat dusun Landean Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur dan alhmdulillah tradisi ini masih terjaga hingga saat ini. Pada masyarakat Dusun Landean Desa Bilok Petung, maji makem dilakukan pada saat selesai panen. Dalam ritual adat ini, semua masyarakat ikut andil baik dalam pembiayaan dan keikutsertaan. Pembiayaan dilakukan dengan cara setiap KK mengeluarkan sama-sama Rp 10.000, kayu, kelapa, beras, gula aren, dan juga ketan,
Adapun tujuan dari kegiatan maji makem itu sendiri adalah sebagai berikut:
Sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan yang maha esa
Mengharapkan keberkahan dimusim yang akan datang
Supaya sumber mata air tetap terjaga
Membangun jiwa gotong royong dan silaturrahmi
Sebagai pengingat bahwa manusia hidup berdampingan dengan makhluk dan alam lain.
Masyarakat dusun Landean Desa Bilok Petung memiliki ritual adat tahunan yang biasa disebut *MAJI MAKEM*, dalam ritual ini beberapa agenda dari tahap awal sampai akhir. Yang di mulai dari hari senin sampai hari jum'at. Adapun tahapannya sebagai berikut:
Mengelaq
Mengelaq adalah prosesi merenovasi pagar yang mengelilingi sekitar makem dengan pagar yang terbuat dari bambu yang di anyam. Mengelaq sendiri dilakukan pada hari senin sebagai pertanda dimulainya acara maji makem itu sendiri.
Dalam Mengelaq ini semua yang berpartisipasi dalam hal ini harus menggunakan pakaian adat Sasak yaitu seperti sapuk, kain dan mewajibkan untuk tidak memakai pakaian dalam baik atasan atau bawahan. Dalam kesempatan ini para pemuda ikut andil untuk ikut serta melaksanakan dan melestarikan ritual adat tersebut. Ritual ini akan terus berlanjut sampai 5 hari kedepan, mulai dari persiapan Sampai hari puncak ritual yaitu maji makem.
Menutu merantes
Menutu merupakan proses menggugurkan padi dan ketan dari tangkainya yang telah dikumpulkan masyarakat dari hasil panen selama musim tanam tahun ini sedangkan merantes adalah proes membersihkan padi dan ketan dari kulitnya dengan menggunakan alat tradisional yaitu lisung.
Disamping menutu merantes masyarakat juga melakukan persiapan lainnya. Seperti mengumpulkan kayu bakar, kelapa.
Mengolam
Mengolam dilakukan pada hari ke-4 dan dilakukan di pagi hari dengan berjalan kaki dari BALE LOKAK (rumah adat) ke MAKEM sekitar 600 Meter. Sejatinya mengolam merupakan kegiatan berziarah ke makem yang dilakukan dengan berjalan kaki dan pimpin langsung oleh amak lokak (pemangku adat) dan di ikuti oleh masyarakat terutama yang memiliki hajatan. Ketika Mengolam ini, Semua yang berpartisipasi dalam Ritual ini baik laki-laki maupun perempuan harus menggunakan Kain dan mewajibkan untuk tidak memakai pakaian seperti baju, pakaian dalam baik atasan atau bawahan (laki-laki maupun perempuan) dan juga sandal ataupun alas kaki lainnya. Kepercayaan masyarakat landean ketika menggunakan pakaian dalam, maka akan timbul penyakit seperti bisul dan di gigit kalajengking dan sebagainya. Di kesempatan ini para pemuda ikut serta dalam melaksanakan dan melestarikan ritual adat.
Menyuda
Menyuda merupakan proses mengusap kening manusia dan hewan oleh kiyai dan amak lokak dengan santan kelapa di campur dengan air parutan kunyit serta dilangsungkan dengan menyembek khusus kepada manusia dan hewan yang pernah bernazar untuk menyelesaikan nazar untuk keadaan yang lebih baik seperti telah sembuh dari penyakit, tercapai cita-cita dan harapan dan sebagainya.
Ngurisang
Ngurisang adalah pemotongan rambut bayi oleh kiyai adat, amak lokak atau tokoh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan karna telah di karuniai seorang anak.
Sebagaimana halnya menyuda, ngurisang juga dilakukan oleh orang-orang yang memiliki nazar saja.
kegiatan ini dilakukan mulai dari sekitar jam 14.00 sampai selesai. Sebelum melakukan kegiatan tersebut, pada pagi hari ini tepatnya dilakukan berbagai macam persiapan. Mulai dari penyembelihan kambing dan ayam serta langsung membersihkan dan memasaknya.
Kambing yang di sembelih pada kesempatan ini sebanyak 12 ekor dan Ayam sekitar 60 Ekor. Banyak kambing dan ayam tergantung dari banyaknya hajat dari masyarakat setempat, semakin banyak yang berhajat maka akan semakin banyak pula kambing dan Ayam yang akan di sembelih. Pengalaman tahun lalu Kambing yang disembelih sekitar 15 Ekor dan Ayam lebih dari 150 ekor. Penyembelihan kambing dan ayam dilakukan untuk melengkapi ritual *NGURISANG* dan *MENYUDA*.
Pada tahun ini, sebagian besar yang ikut dalam ritual ini adalah PEMUDA. PEMUDA dusun landean dari dulu sudah diajarkan oleh para orang tua untuk ikut andil dan berperan dalam kegiatan-kegiatan adat terlebih ritual adat satu kali setahun.
Meriap
Meriap merupakan prosesi mendekati akhir kegiatan sebelum menyembek. Kegiatan ini diisi dengan makan bersama dengan menu kambing, ayam yang sudah dimasak. Meriap ini terbagi menjadi dua bagian yaitu meriap biasa dan meriap kagungan. Meriap biasa makan bersama yang dilakukan oleh masyakat biasa dan anak-anak. Sedangkan meriap kagungan adalah makan bersama yang dilakukan di berugak dan hanya dilakukan oleh tokoh seperti kiyai, kepala Desa, kepala dusun, tokoh masyarkat, agama dan pemuda. Ritual adat ini di tutup dengan makan bersama, dengan menu kambing yang sudah di masak.
Menyembek
Menyembek merupakan proses pemberian tanda merah yang dihasilkan dari kunyahan daun sirih dan buah pinang pada kening oleh amak lokak dan kiyai adat kepada seluruh masyakaat yang ikut terlibat dalam kegiatan maji makem.
Menyembek merupakan rangkaian kegiatan terahir acara maji makem sebelum masyarkat pulang ke rumah masing-masing.
Sabtu, 04 April 2020
Sejarah Baru Dalam Hidup
Ya memang, ketika kita dihina rasanya itu gak enak banget, seolah-olah kita nggak ada lagi harga diri. Coba bayangkan kalo kamu lagi dihina terus-menerus, Walaupun kamu udah mencoba untuk diam dan bersabar, tapi sesabar-sabarnya manusia, pasti ada batasnya. Hati yang terlihat kuat akhirnya tergores juga dengan perlakukan tidak menyenangkan dari orang lain.